Rabu, 30 April 2014

Idolakanlah Nabi Muhammad Saw.

Assalamu'alaikum ..
Sebenarnya saya bingung hari ini mau ngeBlog apa .
Tapi Insyaallah Postingan saya kali ini juga bermanfaat walaupun sedikit .
Bicara soal Mengidolakan Artis?
Yaahh remaja jaman sekarang dibilang GAK GAUL kalau ga ngeidolin artis .
Tapi kebanyakan diantaranya, mereka terlalu berlebihan mengidolakannya . Biasa disebut Fanatik.
Bayangkan saja, punya uang bukannya buat di beliin peralatan sekolah . Melainkan beli Photopack, Baju, Topi dll yang berkaitan dengan idolanya tersebut .. Astagfirullah .

Saya rasa, jika kita kagum dengan orang tersebut boleh saja kita ngefans(istilahnya) sama mereka .
Tapi kagumnya itu sebaiknya dengan bakatnya. Bukan dengan wajah nya ataupun bentuk tubuhnya .
Saya pernah baca disocial media, bahwa ada anak remaja yang bunuh diri gara-gara ga bisa ketemu idolanya . Astagfirullah .
Ingat, ngefans dengan seorang artis boleh saja . Tapi jangan terlalu berlebihan .

Idolakan lah Nabi Muhammad Saw.
Kita teladani ia. Kita Bersholawat untuknya. Agar hidup kita senantiasa terasa bagaikan Bunga dimusim Semi :)
Wassalamu'alaikum wr. wb .

Sabtu, 12 April 2014

Beberapa Pertanyaan Seputar Islami

Assalamu’alaykum wr. wb.
Insya Allah saya akan coba menjawab pertanyaan anda.
1. adakah munafik seseorang itu jika dia melakukan maksiat
sedangkan dia melakukan sembahyang atau pun beriman pada allah.
Jawaban:
Orang yang beriman kepada Allah tidak akan melakukan maksiat,
karena maksiat dilarang oleh Allah. Ikrar orang beriman kepada Allah
bahwa ia akan mematuhi Allah sebagai seorang hamba (iyyaka na’budu),
atau pernyataan dalam syahadat ain, ashhadu alla ilaha illallah,
mengandung makna kepatuhan kepadaNya. Jadi kalau kita sudah berikrar
kepada Allah tetapi kita melanggarnya, maka kita termasuk orang munafik.
***4:142***
142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan
Allah
akan membalas tipuan mereka.
***61:2***
2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
***61:3***
3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa
yang tidak kamu kerjakan.
2. bolehkah terangkan bagaimana doa kita diterima allah.
Jawaban:
Do’a yang diterima Allah adalah do’anya orang yang betul-betul
beriman kepadaNya:
***2:186***
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan
orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
***7:180***
180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah
kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-
nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan.
3. adakah haram jika mahram sesama mahram mendedehkan aurat
mereka.
Jawaban:
Sementara hadits mengharamkannya, kecuali suami isteri.
4. adakah haram jika lelaki bergurau tanpa menyentuh mereka.
Jawaban:
Apakah maksud dari bergurau tersebut ? Yang mengharamkan antara
laki-laki dan perempuan yang bukan mahram adalah masuknya syaitan ke
dalam diri mereka sehingga timbulnya nafsu salah seorang diantara mereka
atau kedua-duanya. Permasalahannya apakah dengan atau tanpa bersentuhan
menimbulkan hawa nafsu syahwat.
Wassalam,
Saya yang bodoh,
Ahmad Zubair
Saya ucapkan terima kasih atas jawaban Isnet yang sangat berharga.
>
> Di daerah saya di Rumpin, Bogor. Masih ada yang mengaharamkan TV,
> Radio dan Speaker, karena saya sedang membangun Mesjid maka saya
> ingin bertanya sbb:
>
> 1. Benarkah Speaker di Mesjid itu Haram ?
> Kalau ya, dikitab apa dan ayat berapa ?
>
> 2. Betulkah kita tidak boleh mengucapkan “Allah hu Akhbar, Allah hu
> Akhbar Walila hilham” diluar malam takbir, katanya akan membangunan
> orang yang di kubur.
>
> 3. Sebaiknya baca Alqur’an tidak di terjemaahkan,karena kalau tau
> artinya akan memilih yang penting penting,..katanya ?
> Dan kalau ngaji semenjak saya kecil hingga sekarang hanya mengulas
> masalah panjang,pendek dan taswij.
>
> Pertanyaan tsb benar benar ingin saya ketahui secara detail sehingga saya
> dapat menjelaskan pada mereka, karena saya ingin daerah saya maju baik di
> Ilmu Agama maupun Ilmu pengetahuan lainnya.
>
> Demikian dan tak lupa saya mangucapkan terimakasih
>
> Wassalam
Jawaban:
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh,
Menjawab pertanyaan sahabat:
1. Benarkah Speaker di Mesjid itu Haram ?
Kalau ya, dikitab apa dan ayat berapa ?
Sesuatu yang diharamkan oleh Allah pasti ada dasar hukumnya. Saya bertanya
kepada anda apakah menggunakan alat bantu pendengaran atau hearing aid itu
haram ? Seperti speaker, hearing aid pun pada jaman Rasulullah belum ada.
Kemudian apa sih sebenarnya makna haram atau halal itu sendiri ? Daging babi
diharamkan oleh Allah, tetapi kalau dalam keadaan darurat tidak ada
sesuatupun yang dapat diamakan kecuali daging babi, maka Allah menghalalkan
daging babi tersebut. Nasi adalah halal dimakan, tetapi nasi yang diperoleh
dari mencuri diharamkan untuk dimakan. Begitu juga nasi yang telah digunakan
untuk sesaji tidak boleh dimakan, karena adanya larangan Allah.
***2:188***
188. Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui.
***4:10***
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
***2:219***
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfa’at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfa’atnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
***7:31***
31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.
***6:141***
141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan
tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam
itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.
Jadi batasan tentang haram dan halal dapat didasarkan atas:
- Karena adanya hukum Allah (larangan atau perintah)
- Karena cara perbuatan untuk mendapatkan barang yang dihalalkan
- Manfaat dan dosanya lebih besar mana
- Berlebih-lebihan
- Kondisi yang ada
- Riya
Di dalam masalah speaker ini apa terdapat unsur di atas, misalnya apakah
speaker itu digunakan dengan cara yang tepat. Kalau speaker itu digunakan
untuk adzan, untuk memanggil orang untuk shalat insya Allah itu dihalalkan
oleh Allah. Tetapi kalau speaker itu digunakan untuk shalat, sehingga
suaranya keluar dari masjid sangat keras sehingga kemungkian mudharatnya
lebih besar maka hukumnya haram. Demikian juga kalau speaker di masjid
digunakan untuk membaca ayat-ayat, sehingga suaranya sangat keras keluar
dari masjid tersebut, maka banyak akan menimbulkan kemudharatan. Ingat bahwa
dari yang mendengarkan tersebut mungkin ada yang terganggu atau bukan
muslim.
***7:205***
205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan
diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi
dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Pisau adalah suatu alat pembantu bagi manusia untuk memotong makanan, kertas
dsb. Tetapi penggunaan pisau akan menjadi mudharat atau haram kalau
digunakan untuk menyakiti atau membunuh orang.
2. Betulkah kita tidak boleh mengucapkan “Allah hu Akhbar, Allah hu
Akhbar Walila hilham” diluar malam takbir, katanya akan
membangunan orang yang di kubur.
Saya belum pernah menemukan ayat ataupun hadits tentang hal tersebut.
Namun saya yakin bahwa pendapat tersebut salah, karena bacaan tersebut
adalah merupakan pengagungan kepada Allah, kapan saja dapat diucapkan.
Lalu apa hubungannya bacaan tersebut dengan orang yang sudah di kubur ?
3. Sebaiknya baca Alqur’an tidak di terjemaahkan,karena kalau tau
artinya akan memilih yang penting penting,..katanya ?
Dan kalau ngaji semenjak saya kecil hingga sekarang hanya
mengulas masalah panjang,pendek dan taswij.
Sebelumnya harus kita pahami betul buat apa Allah s.w.t. menurunkan Al
Quraan.
***2:2***
2. Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa.
***41:44***
44. Dan jikalau Kami jadikan Al Quraan itu suatu bacaan dalam bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quraan) dalam
bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah:
“Al Quraan itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mu’min. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka
ada sumbatan, sedang Al Quraan itu suatu kegelapan bagi mereka
. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat
yang jauh”.
Dari kedua ayat tersebut di atas sangat jelas bahwa Al Quraan adalah
petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Bagaimana seseorang dapat memahami
petunjuk Allah kalau dia tidak mengerti atau bahkan paham arti dari
ayat-ayat Al Quraan. Kalau kita tidak mau membaca terjemahannya, atau tidak
mau tahu artinya, maka kita akan tergantung kepada seseorang yang mengerti
makna dari ayat-ayat tersebut, dan jeleknya kita akan tergantung kepada
kemampuan orang yang kita tanya.
Tetapi kalau kita mengerti arti dari ayat-ayat tersebut, setidak-tidaknya
dari terjemahan yang telah teruji kebenarannya, maka akan memudahkan bagi
kita untuk memahami petunjuk Allah. Lihat Qs 41:44, perlu adanya penjelasan
tentang makna dari ayat-ayat tersebut.
Tentang pernyataan “akan memilih yang penting-penting” saya rasa lebih baik
dibandingkan membaca tulisan dan bahasa Arab tetapi tidak tahu maknanya.
Sudah barang tentu akan menjadi sangat baik kalau kita memahami seluruh
petunjuk yang diberikan Allah melalui ayat-ayat Al Quraan.
Wassalam,
Saya yang bodoh,
Ahmad Zubair
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya mencoba menjawab pertanyaan anda sebagai berikut:
Sahabat (AC) bertanya:
1. Benarkah Speaker di Mesjid itu Haram ?
Kalau ya, dikitab apa dan ayat berapa ?
AZ :
Sebetulnya masalah ini sudah saya uraikan dalam email saya terdahulu,
yang dasarnya adalah Qs 7:204-205. Saya akan kirimkan uraian tersebut
kepada anda segera.
AC:
2. Betulkah kita tidak boleh mengucapkan “Allah hu Akhbar, Allah
hu Akhbar Walila hilham” diluar malam takbir, katanya akan
membangunan orang yang di kubur.
AZ:
Maaf saya belum pernah membaca baik ayat maupun hadits
Rasulullah mengenai hal ini.
AC:
3. Sebaiknya baca Alqur’an tidak di terjemaahkan,karena kalau
tau artinya akan memilih yang penting penting,..katanya ?
Dan kalau ngaji semenjak saya kecil hingga sekarang hanya
mengulas masalah panjang,pendek dan taswij.
AZ:
***41:44***
44. Dan jikalau Kami jadikan Al Quraan itu suatu bacaan dalam
bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quraan) dalam
bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah:
“Al Quraan itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mu’min. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka
ada sumbatan, sedang Al Quraan itu suatu kegelapan bagi mereka.
Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat
yang jauh”.
Dari ayat ini Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab karena
Rasul Muhammad adalah orang Arab yang tidak mengerti bahasa asing
lainnya. Dan apabila diturunkan di dalam bahasa selain Arab orang-orang
Arab tersebut akan minta dijelaskan maknanya. Jadi menurut ayat ini yang
penting adalah makna yang dapat dimengerti oleh pembacanya, karena Al
Qur’an adalah petunjuk dan penawar dari kekafiran, kemusyrikan,
kezaliman bagi orang-orang yang mengimani.
Jadi bahasa adalah merupakan kemudahan bagi si penerima dan
pembacanya. Perhatikan pula ayat berikut:
***44:58***
58. Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur’an itu dengan bahasamu
supaya mereka mendapat pelajaran.
Jelaslah mengapa menggunakan bahasa Arab, karena Al Qur’an
diturunkan kepada Rasul yang berbahasa Arab, dan pengikut-pengikutnya
pada saat itu adalah orang-orang Arab. Coba bandingkan Injil yang turun
dalam bahasa Iberani. Atau bagaimana kalau Al Qur’an dalam bahasa Sunda
sedangkan Nabi Muhammad tidak mengerti bahasa Sunda, apakah petunjukNya
dapat dipahami oleh Rasul Muhammad ? Nah sebaliknya bagi orang-orang
yang tidak mengerti bahasa Arab, apakah petunjuk-petunjukNya dapat
mereka mengerti ? Kalau tidak mengerti dan paham lalu bagaimana kita
dapat melaksakan petunjukNya ?
Semua ayat adalah penting karena mengandung pelajaran, tidak
perlu dipilih-pilih karena ayat-ayat serupa:
***39:23***
23. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al
Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang,
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut
kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah,
dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada
baginya seorang pemimpinpun.
Memang kalau yang kita baca adalah bahasa Arabnya, sudah pasti
harus dipelajari nahu, sharaf, tadjuid, balaghahnya.
Mudah-mudahan penjelasan ini dapat membuka hati sahabat.
Wassalam,

Kamis, 10 April 2014

Percakapan Iblis Laknatullah Dengan Nabi Yahya A.s

Abu muqatil meriwayatkan dari Shalih bin Sa’id, dari Abu Sahl, dari Al Hasan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Suatu ketika Iblis Laknatullah sang pengingkar Allah Swt, mendatangi para nabi & berbicara dengan mereka. Ia mendatangi semua nabi, mulai dari Nabi Nuh A.s sampai nabi Isa ibn Maryam A.s serta kepada nabi-nabi yang hidup diantara keduanya. Hanya saja, tidak ada nabi yang paling banyak & paling enak diajak bicara kecuali Nabi Yahya ibn Zakariya A.s.
Suatu hari iblis menemuinya. Ketika iblis itu hendak pergi, Nabi Yahya A.s berkata kepadanya: ”Abu Murrah !” (Nama sebenarnya adalah Al Harts & gelarnya adalah Abu Murrah. Allah Swt menyebutnya dengan nama iblis karena ia terputus dari segala kebaikan dan rezeki saat di suruh sujud kepada Nabi Adam A.s)
secuil sejarah Iblis diusir dari surga
“Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka mereka pun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
Allah Swt berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.
Allah Swt berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. (Q.S Al Araf 11-13)
Nabi Yahya A.s berkata kepada iblis:”Abu Murrah”, Aku ingin meminta satu hal kepadamu & aku harap kamu tidak menolaknya
Iblis menjawab: Ya, aku akan mengabulkan untukmu, wahai nabi Allah. Mintalah Nabi Yahya A.s pun menyampaikan maksudnya,” aku ingin kamu menampakkan bentuk dan rupa aslimu serta memperlihatkan berbagai bentuk perangkapmu yang kamu pergunakan untuk membinasakan & mencelakakan manusia”
Mendengar permintaan Nabi Yahya A.s itu, iblis berkata: ”Anda meminta sesuatu yang berat. Permintaan anda membuatku berada dalam kesulitan. Namun aku tidak bisa menolak permintaan anda. Hanya saja, aku harap jangan sampai ada orang lain bersama anda yang melihatku”
Akhirnya keduanya bersepakat untuk bertemu pada esok harinya disaat siang. Pada keesokan harinya pada saat yang telah ditentukan, iblis tiba-tiba muncul & berdiri dihadapan Nabi Yahya A.s. Ia melihat ketentuan Allah Swt yang agung. Tiba-tiba iblis tadi berubah bentuk menjadi mirip hewan yang buruk & menakutkan. Bentuk fisiknya seperti babi, wajahnya seperti wajah kera, dan matanya memanjang sama seperti mulutnya. Ia tidak memiliki janggut. rambut kepalanya jarang & mengarah ke atas. Ia memiliki empat tangan, dua tangan di bahu & dua tangan lagi di keningnya. Jari-jari tangannya ada enam. Hidungnya menghadap ke atas. Ia memiliki belalai. Wajahnya mempunyai tengkuk. Kedua matanya kabur. Ia pincang, bongkok, dan memiliki sayap. Baju yang dipakainya berkerut & robek. Diatasnya ada berhala orang majusi. Beberapa cangkir kecil mengantung di ikat pinggangnya. Lalu di sekitar bajunya ada enam jenis minuman dengan warna yang beraneka ragam, seperti putih, hitam, merah, kuning, dan hijau. Ditangannya ada lonceng besar. Diatas kepalanya terdapat telur yang ditengahnya ada besi panjang
Selanjutnya Nabi Yahya A.s berkata:”Abu Murrah” jelaskan padaku tentang benda yang ada di atas bajumu, apa itu?
Iblis menjawab: Benda ini menyerupai milik orang majusi. Aku yang membuat agama majusi & aku memeluk agama tersebut
Nabi Yahya A.s kembali bertanya: Jelaskan padaku tentang cangkir kecil yang bergantung di ikat pingangmu bagian depan?
Iblis menjawab: Wahai nabi Allah di dalamya ada berbagai syahwat & jerat perangkapku
Yang pertama-tama aku jadikan alat untuk menjerat orang mukmin adalah wanita
Tapi Allah Maha Adil tdk membedakan mana yang wanita & mana yang laki-laki, smua sama, yang membedakan hanya akhlak saja)
“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan sebagian yang lain ” (Q.S Ali Imron: 195).
“Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik “(Q.S An Nahl: 97).
Apabila dia tetap bisa taat kepada Allah Swt, maka aku akan mendatanginya lewat pengumpulan harta haram agar dia tamak untuk mendapatkannya. Apabila dia tetap taat kepada Allah Swt & hidup zuhud, aku akan mendatanginnya lewat minuman memabukkan sehingga aku bisa mendatangkan smua syahwat ini padanya. Saya memastikan ada sebagaian perangkap itu yang memperdaya orang mukmin, meski dia termasuk manusia paling Wara’
Nabi Yahya A.s bertanya: ”Apa bentuk jerat tersebut?”
iblis menjawab: Nabi Allah, jerat itu berupa berbagai bentuk asesoris & perhiasan wanita. Salah satu dari aksesoris & perhiasan itu selalu mewarnai baju wanita sehingga sesuai dengan wanita yang memakainya. Para lelaki pun akan terpikat melihat perhiasan yang melekat pada wanita itu
Nabi Yahya A.s bertanya: Apa lonceng yang ada di tanganmu itu?
Iblis menjawab: Nabi Allah, ini adalah kumpulan sumber dari alat musik seperti kecapi, rebab, suling, gendang, rebana, dan berbagai jenis alat musik yang ada di tengah-tengah masyarakat. Mereka berkumpul di pesta kemaksiatan dengan membawa salah satu alat musik itu, lalu mereka bernyanyi, bersenang-senang, dan memainkan musik. Setiap kali melihat hal itu, aku segera memainkan lonceng ini sehingga suaranya bercampur dengan suara musik mereka. Dengan begitu mereka bertambah senang & bertambah semangat dalam bermusik. Ketika mendengarnya, ada diantara mereka yang mengeluarkan telunjuknya. Ada pula diantara mereka yang menghentakkan kepalanya & ada pula yang bertepuk tangan. Ini terus menerus mereka lakukan sampai mereka puas
Nabi Yahya A.s bertanya: Telur yang ada dikepalamu itu telur apa?
Iblis menjawab: Jauhilah diriku & perangkapku, seperti yang telah dijelaskan oleh para nabi, orang-orang shaleh, para ahli ibadah, dan mereka yang Wara’
anda harus menjaga diri dari godaanku seperti halnya seperti kepalaku yang menjaga telur ini dari segala bencana
“Bencana apa itu?” tanya Nabi Yahya A.s kepada iblis
“Laknat & kutukan” jawab iblis
Nabi Yahya A.s kembali bertanya, “Kemudian apa besi panjang yang ada ditengahnya?”
Iblis menjawab: Besi panjang adalah alat yang aku pakai untuk membolak-balik hati orang shaleh.
Nabi Yahya A.s berkata: ”Tinggal satu lagi”
”Apa itu..?” Tanya iblis
Nabi Yahya A.s melanjutkan, ”Mengapa bentukmu sangat buruk & jelek ?
iblis menjawab: ”Nabi Allah, ini karena nenek moyang anda, Nabi Adam A.s. Tadinya aku dari golongan malaikat yang mulia. Aku tidak pernah mengangkat kepalaku dari sujud yang kulakukan selama empat ratus ribu tahun, namun, aku melanggar perintah Tuhan dengan tidak bersujud kepada Nabi Adam A.s. Allah Swt pun murka kepadaku & melaknatku. Aku pun berubah dari bentuk malaikat kepada bentuk setan. Padahal , tadinya diantara malaikat tidak ada yang rupanya lebih bagus dariku. Aku pun menjadi buruk, menakutkan seperti yang anda lihat sekarang.
Nabi Yahya A.s melanjutkan pertanyaannya: ”Apakah kamu pernah memperlihatkan dirimu & perangkapmu ini kepada orang lain?”
Iblis menjawab: Tidak pernah, demi Tuhan, semua ini tidak pernah dilihat oleh manusia. Hanya anda satu-satunya yang aku muliakan dengan ini
Nabi Yahya A.s pun berkata: Sungguh beruntung aku jika kamu mau menjawab dua pertanyaanku : yang satu umum & yang satu lagi bersifat khusus
iblis menjawab: Tanyakanlah wahai nabi Allah
Nabi Yahya A.s bertanya: Terangkanlah padaku sesuatu yang paling menjadi harapanmu, yang paling menguatkan punggungmu, yang paling menghibur juru tulismu, yang paling menyenangkan matamu, dan yang paling menggembirakan hatimu?
Iblis menjawab: Nabi Allah, aku khawatir anda menceritakan hal ini kepada orang lain sehingga mereka akan menjaga diri dari hal itu, dengan begitu semua tipu muslihatku akan gagal
Nabi Yahya A.s berkata: Dalam kitab suci, Allah Swt telah menceritakan kondisimu berikut tipu muslihatmu kepada para nabi & wali-Nya. Mereka pun telah menjaga diri dengan cara mereka. Sementara orang-orang yang sesat, kamu pasti lebih bisa menguasai mereka. Kamu dapat mempermainkan mereka seperti tongkat yang dipukulkan kepada bola. Keteranganmu kepada mereka tidak lebih diperhatikan & di camkan daripada ucapan Allah Swt.
Iblis kemudian menjelaskan: Nabi Allah, hal yang paling aku harapkan & paling menyenangkan diriku adalah wanita. Ia merupakan jerat, perangkap, dan anak panah yang selalu tepat mengenai sasaran. Aku selalu berhasil dengan mereka. Aku berhasil menjatuhkan wanita dalam kebinasaan. Ketika menggoda para ahli ibadah & ulama, mereka bisa mengalahkanku. Lalu aku kirimkan pasukan untuk menyerang mereka, tetapi pasukan tersebut pun kalah
Pada saat demikian aku ingat dengan wanita sehingga diriku menjadi tenang, amarahku menjadi reda, emosiku lenyap, jiwaku menjadi tenang, dan kekuatanku menjadi bertambah.
Seandainya wanita itu bukan dari keturunan Nabi Adam A.s, pasti aku akan bersujud kepada mereka. Mereka adalah maduku, jimat mereka ada padaku. Setiap mereka memiliki kebutuhan, maka aku berusaha membantu mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Pasalnya mereka adalah harapanku, sandaranku, gantunganku, orang kepercayaanku, dan pembantuku.
Kemudian Nabi Yahya A.s bertanya: Apa manfaat yang kamu dapatkan dengan menyesatkan manusia, dengan apa kamu menguasai manusia?
Iblis menjawab: Allah Swt menciptakan kesenangan & kesedihan. Allah Swt juga menciptakan yang halal & yang haram. Dia memberikan pilihan diantara keduanya kepadaku saat Nabi Adam A.s diciptakan. Aku memilih syahwat & kesenangan. Aku juga memilih yang haram, yang keji, dan yang mungkar, sehingga semua itu yang menjadi kecerendungan & seleraku. Allah Swt juga memberikan pilihan kepada Nabi Adam A.s. Namun Nabi Adam A.s memilih kesedihan, ibadah, & yang halal. Sehingga semua itu menjadi tuntutan & harapannya. Semua itu menjadi harta & dagangannya, sementara yang sebaliknya telah menjadi harta & daganganku. Kebutuhan & keinginan seseorang merupakan nyawa kehidupannya. Jika kehidupannya hilang, orang itu pun binasa. Betapa banyak makhluk Allah yang ketika kebutuhan, keinginan, dan tekadnya hilang, dia segera mati & binasa. Demikian pula dengan hal ini. Aku telah memilihnya sehingga menjadi syahwat, hawa nafsu & hidupku.
Ketika hal itu hilang dariku, maka aku akan binasa. Namun ketika aku berhasil mengalahkannya, aku akan senang & tetap eksis. Seandainya syahwat, hawa nafsu, dan hidupku ada pada orang lain, berarti ia telah mengambilnya dariku. Aku pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkannya agar ia tetap menjadi penopang hidupku. Nah, dalam hal ini manusia telah merampas hidupku yang berupa syahwat dan hawa nafsu. Ia menyimpan & menyembunyikannya. Ia telah bersiap-siap memerangiku. Oleh karenanya tidak ada jalan lain bagi si pemilik asli untuk mendapatkan haknya kecuali dengan berperang & mengalahkan manusia yang dzalim itu. Itulah kondisiku & demikianlah aku senang ketika bisa mengalahkannya
Nabi Yahya A.s kembali bertanya: Apa bentuk kedzaliman manusia sehingga kamu mengatakannya dzalim?
Iblis menjawab: Bentuk kedzalimannya adalah dia merampas hawa nafsuku dan menyimpannya di tempat miliknya. Kalaulah bukan karena kedzalimannya itu, aku tidak akan berusaha memeranginya & mengambil barang halal darinya, sebagaimana dia telah mengambil hawa nafsu & barang haram milikku.
Nabi Yahya A.s bertanya lagi: Bukankah tidak masuk akal kalau kamu ingin mengambil kembali hawa nafsumu, padahal kamu gembira kalau dia mempergunakannya & bersedih kalau dia tidak mempergunakan hawa nafsumu dalam segala urusannya?
Iblis menjawab: Kalau dia mempergunakan hawa nafsuku, aku tidak bersedih, tetapi gembira, karena berarti ia telah memenuhi kebutuhanku
Aku malah bersedih kalau dia tidak mempergunakannya. Aku tidak meminta kebutuhanku itu karena ia telah mengambilnya dariku. Aku juga tidak berharap dia mengembalikannya. Sebab hal itu telah melekat padanya. Namun aku ingin dia mempergunakannya. Ketika ia mempergunakannya, maka itu berarti dia telah memberikan kepadaku apa yang menjadi keinginan,pilihan & hidupku. Dia adalah bagian dari diriku. Jika dia mempergunakan harapanku, maka itu berarti dia telah membuatku hidup & bahagia. Pasalnya, dia mempergunakan sesuai maunya.
Akan tetapi, kalau dia tidak mempergunakannya, maka itu berarti hawa nafsu tersebut tersimpan seperti tahanan. Jika dia berada dalam keadaan terkekang & terikat, padahal dia adalah nyawa kehidupanku, sehingga seolah-olah aku dipenjara & terikat, maka aku menjadi sedih. Dengan begitu dia mengganti kehidupanku dengan kematian. Oleh karena itu aku berusaha dengan berbagai cara & mendatanginya dengan segala tipu daya. Aku kerahkan segala perangkat & sarana. Aku keluarkan semua hiburan berikut alatalatnya. Lalu aku pukul, aku gerakkan, dan aku lambaikan dengan dia melihatnya. Dengan cara itu dia mulai bermusik dengan semangat. Dia juga mempergunakan hawa nafsu yang ada padanya yang merupakan nyawa & syahwatku. Aku pun menjadi hidup & bahagia sampai dia menemukan jalan untuk bergerak & terlepas dari pohon tersebut. Inilah yang belum aku sebutkan oleh siapa pun juga semenjak aku di cipta. Seandainya aku tidak melihat kelebihan & kemuliaan yang anda miliki, aku tidak akan menerangkan semua ini pada anda.
Nabi Yahya A.s kemudian berujar: Tinggal satu pertanyaan bersifat khusus & pribadi yang ingin aku tanyakan padamu
Iblis menjawab: Ya, tanyakanlah
Nabi Yahya A.s melanjutkan pertanyaanya: Apakah kamu menemukan peluang untuk menggoda diriku dalam pandangan, ucapan lisan, atau itikad kalbu?
Iblis menjawab: Secara umum memang tidak ada
hanya saja ada satu hal dari anda yang menarik bagiku. Meski begitu, itu sudah cukup bagiku. Ada satu pintu utama yang bisa aku manfaatkan untuk menggoda diri anda
Ketika mendengar pernyataan iblis tersebut, wajah Nabi Yahya A.s menjadi suram. Ia bingung, hatinya sedih, jiwanya terperanjat, & kaget
Nabi Yahya A.s berkata: Apakah itu ?
Iblis menjawab: Anda adalah orang yang banyak makan. kadang kala anda terlalu banyak makan, sehingga menyebabkan pencernaan anda tidak sehat. Kondisi anda juga menjadi lemah, mengantuk, malas & gampang tidur. Kadang kala anda tidur disaat anda harusnya bangun di tengah malam untuk beribadah. Ini yang menarik bagiku dari diri anda.
Nabi Yahya A.s berkata: Dengan kondisi tersebut kamu mendapatkan kesempatan untuk menggodaku?
Iblis menjawab : Ya
Nabi Yahya A.s berkata : Apa yang membuatmu gembira dengan itu?
Iblis menjawab: Anda tidak mencamkan apa yang aku sebutkan pada anda. Aku akan menggiring anda pada sesuatu yang di benci oleh Allah Swt, yang tentu saja menjadi sesuatu yang aku sukai. Sebaliknya, sesuatu yang disukai Allah Swt adalah sesuatu yang aku benci. Ketika manusia memilih sesuatu yang aku benci, aku tidak berdaya atasnya, sehingga aku berusaha sekuat tenaga untuk menipunya sampai dia memilih apa yang aku sukai. Semua itu aku lakukan karena hidupku bergantung pada apa yang aku sukai disukai pula oleh manusia. Sebaliknya, kematian, kebinasaan, kehinaan & kelemahanku terletak pada apa terletak pada apa yang aku benci dimanfaatkan manusia. Ketauhilah yang aku benci itu adalah barang halal, yang baik serta kesedihan. Yang aku sukai itu adalah barang yang haram, yang buruk serta kesenangan.
Dalam hal ini kita bisa membaca beberapa ayat Al-Qur’an
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Baqarah ayat 268)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (
Q.S Al-Maidah 90)
dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
“Allah Swt telah mengingatkanmu dengannya. Anda cukup beruntung, Yahya!” Iblis mengatakan itu karena dia telah memberitahukan kesempatan yang mungkin di dapatnya dari Nabi Yahya A.s
Nabi Yahya A.s berkata: Sepanjang hidupku, hanya itu kesempatan yang bisa kamu dapat dariku?
Iblis menjawab: Ya, tidak ada lagi kecuali itu
Nabi Yahya A.s kemudian menegaskan,’ ‘aku berjanji kepada Allah Swt untuk tidak meninggalkan dunia dalam kondisi kenyang.
Mendengar hal itu, iblis menjadi marah & sedih, sebab Nabi Yahya A.s telah melakukan antisipasi tipu daya iblis. Ia berkata : ”Anda telah menipuku & membuatku kesal. Harapanku pun sirna dari menggoda anda.”
Iblis meninggalkan Nabi Yahya A.s dengan sangat murka.
*************************************************
Iblis pernah curhat dan membuka rahasianya kepada Nabi Yahya A.s.
Pada kesempatan itu, Iblis menguraikan tentang 3 golongan keturuanan Nabi Adam A.s serta trik-triknya dalam menjerusmuskan manusia. Adalah Abdullah bin Muhammad
bin Ubad telah meriwayatkan dengan isnadnya dari Wuhaib bin Ward dalam kitab Aakamul Marjan.
Kisahnya. Dalam kesempatan itu, Iblis membagi anak turun Nabi Adam A.s menjadi 3 golongan. “Sungguh aku akan menasehatimu,” ujar iblis.
“Bohong, engkau laknatullah, engkau tidak akan menasehatiku, tetapi kabarkanlah kepadaku tentang anak cucu Nabi Adam A.s,” ucap Nabi Yahya A.s.
“Wahai kekasih Allah, sesungguhnya anak cucu Adam itu ada tiga golongan,” ujar iblis
yang terlihat dengan sungguh-sungguh.
“Ceritakanlah kepadaku,” tutur Nabi Yahya A.s lagi.
Menunda Bertaubat. Kemudian iblis bercerita, bahwa golongan pertama adalah
golongan umat yang melonggarkan waktu untuk beristighfar dan bertaubat.
Golongan tersebut adalah golongan yang paling berat dan paling sulit dipengaruhi oleh iblis. “Kami telah betul-betul berusaha sekuat tenaga untuk menggodanya, tetapi mereka
merusak segala upaya kami dengan beristighfar dan bertaubat. Kami mengulangi lagi, tetapi mereka juga mengulangi istighfar dan bertaubat. Kami tidak putus asa, tetapi tidak mendapatkan tujuan kami padahal telah bersusah payah,” ujar iblis.
“Kemudian bagaimana dengan golongan yang kedua,” tanya Nabi Yahya A.s.
Iblis kemudian menjelaskan bahwa golongan anak cucu Adam yang kedua adalah orang yang lalai atas perintah Allah Swt. “Mereka itu di tangan-tangan kami seperti bola yang ada di tangan anak-anak kalian, kami menyambar dengan cepat sekehendak kami, sungguh kami telah menguasai mereka,” jawab Iblis.
Kemudian bagaimana dengan golongan yang ketiga,” tanya Nabi Yahya A.s lagi.
” Golongan yang ketiga itu adalah orang-orang yang sepertimu, yang terjaga dari kesalahan (Maksum), kami tidak berkuasa sama sekali atas orang-orang yang memiliki kelebihan seperti dirimu,” jawab iblis.
“Apakah engkau benar-benar tidak kuasa atas diriku..?”tanya Nabi Yahya A.s.
“Tidak, kecuali satu kali saja, yaitu pada saat kamu mendatangi makanan dan memakannya, kami tak henti-hentinya menyenangkan kamu makan melebihi batas dan diluar kebutuhan, maka malam itu engkau tidur nyenyak dan tidak shalat malam seperti biasanya,” jawab iblis.
Orang yang paling disenangi dan dibenci Iblis. “Tak diragukan lagi iblis, aku tidak akan makan kenyang karena makanan selamanya,” ucap Nabi Yahya A.s.
“Sudah tentu, aku tidak akan menasehati anak cucu Adam sesudahmu,” ujar iblis balik.
Dalam riwayat lain, dalam kitab Aakamul Marjan juga dijelaskan melalui Ibn Abi Dunya dengan sanadnya dari Abdillah bin Khuaibiq. Ketika iblis bertemu dengan Nabi Yahya A.s, Nabi Yahya A.s berkata, “Hai iblis, kabarkanlah kepadaku manusia yang paling kamu senangi dan yang paling kamu benci.”
Iblis tidak dapat melarikan diri dari pertanyaan itu, hingga dijawabnya dengan jujur. “Manusia yang paling aku senangi adalah seorang mukmin yang bakhil dan manusia yang paling aku benci adalah mereka yang dermawan,” jawab iblis.
“Kenapa begitu, katakanlah wahai iblis,” ujar Nabi Yahya A.s.
“karena orang yang bakhil itu, bakhilnya mencukupi kepadaku (menyesatkan manusia), dan orang yang dermawan itu, aku khawatir Allah Swt memperlihatkan kedermawanannya lantas menerimanya,” jawab iblis.
“Andai bukan karena engkau Wahai Nabi Yahya A.s kekasih Allah, aku tidak akan mengabarkannya,” ujar iblis lebih lanjut.
Setelah itu, iblis pergi dari hadapan Nabi Yahya A.s.

Haddad Alwi dan Sulis Syiah ?

Wahhhh , saya sebenernya Ngefans banget sama Haddad Alwi karena lagu-lagunya , tapi setelah baca ini kokk jadiii gimana gitu yaa .
simak dulu yuuuukkk !! :)



Bagaimana bisa ada orang yang membenci Syiah tapi masih mengidolakan tokoh2 Syiah dan menggemari karya2 mereka?
Semoga mereka melakukannya karena kebodohannya atau ketidak tahuannya akan hal itu. Ini peringatan untuk kita agar tidak asal ikut2an.
Karena banyak dari orang2 kita yang membenci Syiah, melaknat Syiah, namun mereka masih mengidolakan tokoh Syiah dan menyukai karya2nya. Mereka masih mengidolakan tokoh Syiah semisal Muhammad Quraish Shihab yang pemikirannya banyak terpengaruh ajaran Syiah, berikut dengan karyanya Tafsir Al Misbah.
Tidak ketinggalan juga dengan artis yang populer di Indonesia, yang pemikirannya juga terpengaruh ajaran Syiah, yaitu Haddad Alwi dan sulis.
Jangan kaget kalo lagu2 yang mereka bawakan diambil dari lagu2 ajaran Syiah. Seperti lagu berikut ini:
“Ya Thayyibah…ya Thayyibah…”
Contoh (dijamin 100% Syiah):
http://www.youtube.com/watch?v=9h2Wv-24rMc&feature=related
(Ket: Jangan didengarkan dan jangan dinikmati lagunya. Sekedar referensi saja)
Disebutkan:
Mengenai nyanyian Ya Thoybah (wahai Sang Penawar) itu juga nyanyian, hanya berbahasa Arab. Kalau nyanyian berbahasa Indonesia, Inggeris atau lainnya yang biasanya berkisar tentang cinta, pacaran dan sebagainya, misalnya dinyanyikan di masji…d, orang sudah langsung faham bahwa itu tidak boleh.
Nyanyian cinta-pacaran seperti itu justru kesalahannya jelas. Orang langsung tahu. Sebaliknya, kalau nyanyiannya itu seperti Ya Thoybah, kalau itu mengandung kesalahan (dan memang demikian), justru orang tidak mudah untuk menyalahkannya. Karena dia berbahasa Arab, dan menyebut nama sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyebut Al-Quran dan sebagainya.
Padahal, nyanyian Ya Thoybah itu justru isinya berbahaya bagi Islam, karena ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memuji Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Berikut ini kutipan bait yang ghuluw dari nyanyian Ya Thoybah (wahai Sang Penawar):
Ya ‘Aliyya bna Abii Thoolib Minkum mashdarul mawaahib.
Artinya: “Wahai Ali bin Abi Thalib, darimulah sumber keutamaan-keutamaan (anugerah-anugerah atau bakat-bakat).”
Bagaimanapun, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah manusia biasa, bukan Tuhan. Di dalam nyanyian itu sampai disanjung sebegitu, dianggap, dari Ali lah sumber anugerah-anugerah atau bakat-bakat atau keutamaan-keutamaan. Ini sangat berlebihan alias ghuluw.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّينِ
Artinya: “Jauhilah olehmu ghuluw (berlebih-lebihan), karena sesungguhnya rusaknya orang sebelum kalian itu hanyalah karena ghuluw –berlebih-lebihan– dalam agama.” (HR Ahmad, An-Nasaai, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, dari Ibnu Abbas, Shahih).
Ali ra sendiri pernah disikapi seperti itu. Abdullah bin Saba’, pendeta Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam, bekata kepada Ali: “Engkau lah Allah”. Maka Ali bermaksud membunuhnya, namun dilarang oleh Ibnu Abbas. Kemudian Ali cukup membuangnya ke Madain (Iran). Dalam riwayat lain, Abdullah bin Saba’ disuruh bertaubat namun tidak mau. Maka ia lalu dibakar oleh Ali (dalam suatu riwayat). (lihat Rijal Al-Kusyi, hal 106-108, 305; seperti dikutip KH Drs Moh Dawam Anwar, Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI Jakarta, cetakan II, 1998, hal 5-6).
Rupanya antek-antek Abdullah bin Saba’ kini berleluasa menyebarkan missinya.
Kelompok yang oknum-oknumnya diakui sebagai para pendukung tersebarnya aliran sesat di Indonesia itu juga merupakan kelompok yang ghuluw dalam menyanjung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Contohnya adalah nyanyian mereka dalam pengajian-pengajian yang dikenal dengan nyanyian Ya Robbi bil Mushtofaa.
Nyanyian yang satu ini dikhawatirkan menjurus kepada syirik (kemusyrikan, menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala), kalau lafal bil (dari Yaa Robbi bil-Mushtofaa) itu dimaksudkan untuk sumpah, artinya demi (Rasul) pilihan (Mu). Sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ. (الترمذي)
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka sungguh ia telah musyrik (menyekutukan Alah).” (HR At-Tirmidzi dalam bab iman dan nadzar, kata Abu Isa, hadits ini hasan).
Terlarang pula bila lafal bil (dari Yaa Robbi bil-Mushtofaa) itu dimaksudkan untuk sababiyah atau perantara, karena berarti menjadikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah wafat sebagai perantara (wasilah) kepada Allah. Itu terlarang. Karena hal itu termasuk ibadah. Sedang ibadah harus tauqifi, berdasarkan dalil. Karena tak ada dalilnya yang membolehkan, maka para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bertawassul dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sudah wafat.
Adapun minta didoakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika orang yang diminta itu masih hidup atau tawassul ketika orangnya masih hidup, maka tidak terlarang.
Kalau ada yang minta hadits larangan bertawassul dengan dzat makhluk, dalam hal ini isi dari syair Ya Robbibil, sebenarnya sudah jelas dalam keterangan di atas. Namun agar lebih jelas, kami kutipkan hadits:
رَوَى الطبراني فِي مُعْجَمِهِ الْكَبِيرِ { أَنَّهُ كَانَ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنَافِقٌ يُؤْذِي الْمُؤْمِنِينَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ : قُومُوا بِنَا لِنَسْتَغِيثَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ هَذَا الْمُنَافِقِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّهُ لَا يُسْتَغَاثُ بِي وَإِنَّمَا يُسْتَغَاثُ بِاَللَّهِ }
Thabrani meriwayatkan di dalam kitabnya, Mu’jam Al-Kabir: Bahwa dulu pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada seorang munafiq (Abdullah bin Ubay) menyakiti/ mengganggu orang-orang mukmin, maka Abu Bakar berkata: Bangkitlah dengan kami, kami akan minta tolong kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari (gangguan) munafiq ini. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku tidak (boleh) dimintai tolong, dan sesungguhnya hanya Allah lah yang dimintai tolong.” (Disebutkan oleh al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaaid 10/159 dan ia berkata: Diriwayatkan oleh Thabrani sedang para periwayatnya shahih selain Ibnu Lahi’ah dan hadits ini hasan).
Dalam kitab Fathul Majid dikomentari, Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu adalah nash/ teks bahwasanya tidak (boleh) minta tolong kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga orang lainnya. Beliau membenci perbuatan ini sebenarnya, walaupun beliau termasuk mampu mengerjakannya (memberi pertolongan) dalam hidupnya (tetapi ini) sebagai penjagaan akan terjauhnya Tauhid, dan menutup jalan ke arah bahaya syirik, dan adab serta tawadhu’ kepada Tuhannya, dan memberikan peringatan kepada ummatnya tentang sarana-sarana kemusyrikan dalam ucapan dan perbuatan.
Kalau dalam hal yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mampu mengerjakannya ketika hidupnya saja (beliau tidak membolehkan), maka bagaimana beliau akan membolehkan untuk minta tolong (diperantarakan kepada Allah, misalnya) setelah beliau wafat, dan dimintai untuk mengerjakan hal-hal yang beliau tidak mampu atasnya kecuali Allah saja yang mampu mengerjakannya? Sebagaimana telah dilakukan oleh lisan-lisan sebagian banyak penyair seperti Al-Bushiri, Al-Bara’i dan lainnya, yang beristighotsah (minta tolong) kepada orang yang tidak memiliki manfaat dan mudhorot pada dirinya sendiri…( Fathul Majid, hal. 196-197).
Secara pasti, ibadah itu harus ada dalilnya (ayat Al-Quran atau Hadits yang shahih) atau ada contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (kesepakatan Sahabat Nabi shallallahu ‘alaih…i wa sallam). Dalam kasus ini, sya’ir itu tidak sesuai dengan dalil, seperti uraian tersebut di atas, dan tidak pernah ada contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabatnya.
Ibadah saja mesti ada dalilnya atau contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedang sya’ir Ya Rabbi bil Musthofaa… itu menyangkut aqidah, maka dalilnya untuk membolehkannya harus jelas. Ternyata tidak ada dalil yang membolehkan secara jelas, yang ada justru isi dan bentuk sya’ir itu bertentangan dengan dalil aqidah yang benar.
Jadi pertanyaan yang mestinya diajukan adalah: Mana hadits yang membolehkan atau membenarkan isi sya’ir itu, bukan mana haditsnya yang melarang. Karena isi sya’ir itu menyangkut aqidah, yang dalam hal aturannya justru lebih ketat dibanding ibadah. Apalagi isi sya’ir itu sudah tidak sesuai dengan aqidah yang benar.
Masalah ulama tidak tahu atau tahu tetapi tidak menyatakan bahwa itu salah, ini hal yang sering diungkapkan orang dalam berbagai kesempatan. Namun yang jelas, agama itu landasannya adalah dalil (ayat Al-Quran atau Hadits yang shahih) dengan pemahaman yang sesuai dengan penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya, tabi’in, dan tabi’it tabi’in. Di sinilah pentingnya mempelajari agama, agar tidak hanya mengikuti apa kata orang, walau disebut ulama. Insya Allah kalau menempuh jalan seperti ini, kita akan selamat. Amien.
Demikian pula sholawat Badar, di sana ada lafal bil haadii Rasuulillaah. Itu sama dengan keterangan tersebut di atas. (lebih jelasnya, baca buku Tasawuf Belitan Iblis, Darul Falah, Jakarta, 1422H, atau Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2002, atau Tarekat Tasawuf Tahlilan dan Maulidan, WIP Solo, 2007).
Gimana ??
jadi bingung ya gak ? hahahahaa , tapi keterangan dari haddad alwi sama sulis nya mereka bilang bukan syiah kok .. lagu-lagu itu cuma untuk menghibur . jadi, yang ngefans sma haddad alwi seperti saya, jangan terpengaruh yaaaaa :)